Tradisi Jumat Pagi, Ziarah di Maqbarah Guru

SIDOARJO – Kegiatan ziarah maqbarah merupakan salah satu tradisi yang dibiasakan  di Ponpes Darussalamah Krian.  Kata ziarah berasal dari bahasa arab yaitu Ziyarah yang memilki arti mengunjungi, kunjungan atau mendatangi. Sedang makna maqbaroh adalah setiap lahan atau tanah yang di dalamnya di semayamkan mayit.

Dalam rangka memulyakan KH Mustafid Munawwir ini, kegiatan ziarah maqbarah dilaksanakan setiap hari Jumat, bakda Subuh. Ziarah maqbaroh berlangsung dengan pembacaan 4 surat. Diantaranya Yasin, Ar Rahman, Waqiah dan Al Mulk.  Awalnya dipimpin oleh guru pondok, kini para santri tingkat atas dilatih untuk memimpin baca surat. Sementara itu doa dipandu secara bergiliran, Ustadz H. Abdul Wahab, Ustadz Abdul Ghofar al Hafidz, Ustadz Nur Mukmin dan Ustadz Faisol Basyir.

Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh santri Pondok Pesantren Darussalamah Krian, guru serta mudirul ‘aam pondok Ibu Nyai Hj. Machsunah dilaksanakan di komplek pemakaman samping Masjid Husnul Khotimah. Acara ziarah maqbaroh ini merupakan tradisi mingguan. Sebelum Abah Yai sedo, ziarah dilakukan di maqbaroh Ning Hj. Mustafidah.

Dalam tradisi islam sendiri, ziarah maqbaroh sudah tumbuh sejak berdirinya islam itu sendiri. Tradisi ini dalam perkembangannya sempat dilarang, tetapi diperintahkan untuk dijalankan kembali oleh Rasulullah. Sebagiamana hadis Rasulullah :

“Sesungguhnya aku dahulu telah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah! Karena dengannya, akan bisa mengingatkan kepada hari akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian. Maka barangsiapa yang ingin berziarah maka lakukanlah, dan jangan kalian mengatakan „hujr‟ (ucapan-ucapan batil).” (H.R. Muslim)

Tujuan ziarah maqbarah ini mempunyai banyak tujuan penting yang tidak boleh diselewengkan agar tidak tercipta penyalah arti dan tujan dalam kegiatan ziarah maqbarah. Terdapat tiga spesifikasi. Pertama, mengambil pelajaran bagi peziarah mengenai kematian, peringatan hari akhirat juga melembutkan hati peziarah. Kedua, memberikan manfaat bagi penghuni kubur, yaitu ucapan salam (doa) dari peziarah. Seperti keterangan pada hadis dibawah ini :

Dari sahabat Buraidah juga, beliau berkata: “Rasulullah telah mengajarkan kepada para sahabatnya, bilamana berziarah kubur agar mengatakan: “Assalamu‟alaikum wahai penduduk kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin. Kami Insya Allah akan menyusul kalian. Kalian telah mendahului kami, dan kami akan mengikuti kalian. Semoga Allah memberikan ampunan untuk kami dan kalian.”(HR. Muslim 3/65)

 

Serta yang ketiga, untuk bertawasul. Yakni berdoa memohon hanya kepada Allah dengan menggunakan wasilah (perantara) hanya melalui Nabi saw, Syaikh Ahmad at-Tijani dan muqoddam.

Sehingga jelas sekali ibrah atau pengambilan pelajaran dari tujuan tradisi ziarah maqbaroh karena kejelasan mayit yang kita kunjungi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *